Desa Eldoria


 

Sarah berjalan sendirian di suatu hutan yang aneh. Dia takut, tapi rasa penasaran memenuhi pikirannya. Perlahan dia berjalan hingga sampailah Sarah di sebuah tempat yang mencengangkan. Tempat itu seperti sebuah lukisan cantik tapi nyata di hadapannya. “Aaaahhh … indah sekali!”

Dengan penasaran, Sarah melangkahkan kakinya memasuki desa lukisan itu. Baru beberapa langkah, dia terkejut ketika seseorang menyapanya.

“Halo,” sapa seorang kurcaci. Sarah terkejut dan takut. Ekspresi wajahnya terlihat jelas. “Oh … maaf aku mengagetkanmu. Namaku Lotus,” kata kurcaci itu sambil menyodorkan tangannya. Meski ragu, Sarah membalas perkenalan itu, “Aku Sarah,” katanya sambil menjabat tangan Lotus. “Jangan takut, ayo ikut aku,” ajak Lotus sambil berjalan di depan Sarah. Dengan ragu, Sarah mengikutinya sambil melihat ke sekelilingnya.

Ternyata desa itu adalah desa para kurcaci. Tinggi badan mereka seperti Lotus, kira-kira tiga perempat tubuh Sarah, tapi mereka semua ramah. Saat berpapasan dengan Sarah, mereka menyapanya sambil tersenyum. Lotus bertemu teman-temannya. “Hai, aku membawa teman baru, namanya Sarah.” Teman-teman Lotus memperkenalkan diri mereka: Happy, Gloomy, Joy, Cherish, dan Snowy. “Hai Sarah, kami senang berkenalan denganmu.” Mereka menyambut Sarah dengan hangat.

“Apa nama desa kalian ini? Rasanya aku tidak pernah melihatnya sebelumnya?” tanya Sarah heran. “Desa ini bernama Eldoria. Kamu akan senang berada di desa kami,” kata Joy. “Kamu benar, rasanya damai ada di sini,” kata Sarah. “Ayo ikut main bersama kami,” ajak Cherish. Para kurcaci itu berlarian, Sarah pun mengikutinya.

Lelah bermain berlarian bersama mereka, Sarah dan para kurcaci duduk di bawah sebuah pohon yang rindang. “Kamu tahu Sarah, desa ini adalah desa ajaib,” kata Snowy. “Oh ya? Coba buktikan,” tantang Sarah. “Kamu pasti lapar. Apa yang kamu inginkan, Sarah?” tanya Happy. “Ehm … aku ingin makan buah-buah yang segar, jus buah, dan beberapa kue,” jawab Sarah. “Tutup matamu,” kata Happy lagi. Beberapa menit setelah Sarah menutup mata, “Sekarang buka matamu,” kata Happy. Sarah terkejut. Dihadapannya ada sekeranjang buah-buahan segar, beberapa gelas jus, dan kue. “Eh kok bisa?” tanya Sarah heran. “Aku sudah bilang tadi, ini desa ajaib. Apapun yang kamu inginkan bisa segera muncul di hadapanmu,” jawab Snowy. “Ayo, kita makan bersama, aku lapar sekali,” kata Gloomy sambil menyeruput jus jeruk. Mereka semua makan dengan bahagia.

Tiba-tiba, “Saraaaaahhhhhh … ayo banguuuuunnnn. Ini sudah jam berapa? Kamu tidak berangkat sekolah?” terdengar teriakan mama. Dengan terkejut Sarah terbangun dari tidurnya. Dia bergumam, ‘Sayang sekali semua itu hanya mimpi. Aku masih ingin bermain bersama para kurcaci dan jalan-jalan di desa ajaib.’ Sarah bangun dengan kesal. Rasanya dia ingin bermimpi pergi ke desa Eldoria lagi dan tinggal bersama para kurcaci.