Kelompok Kinoki menuju ke sebuah rumah. Perjalanan mereka cukup panjang sebelum akhirnya mereka sampai di sore hari. Mereka beristirahat beberapa saat sebelum menyebar menjelajah seluruh sudut rumah. Kinoki berkata pada Dorito, “Aku mencium sesuatu yang harum, tapi aku tak tahu di mana makanan itu berada.” Dorito menjawab, “Ya benar, aku juga mencium bau itu. Perutku mulai lapar.” “Kita akan menjelajah meja makan, barangkali ada makanan yang bisa kita makan dan kita bawa pulang,” kata Kinoki lagi. Dorito menyetujuinya.
Malam hari kelompok Kinoki mulai bergerak menuju meja makan. Mereka bersembunyi menunggu keluarga manusia itu selesai makan. Setelah aman, mereka mengincar lauk yang ada di atas nampan air. “Kinoki, sepertinya kita menghadapi masalah,” kata Darsy putus asa. “Ada apa?” tanya Kinoki. “Makanan itu ada di atas nampan air. Kita tidak bisa menjangkaunya,” kata Darsy. Kinoki berteriak pada kelompoknya, “Siapa diantara kalian yang pandai berenang?” Beberapa semut maju. “Baiklah, makanan itu akan kami urus karena kami harus melewati air. Semut-semua lain yang tidak bisa berenang bisa mencari makanan di tempat yang lain,” katanya.
Semut-semut perenang mulai menceburkan diri ke air menuju makanan di tengah nampan itu. Setelah perjuangan yang tak mudah, akhirnya mereka berhasil membawa remah-remah lauk dan kembali ke daratan. Beberapa semut lain juga berhasil membawa makanan. Mereka pun kembali ke sarang mereka.
Sesampai di sarang, Darsy berkata pada ketua, “Ketua, beruntung kita mempunyai semut-semut yang pandai berenang. Mereka bernang hingga mencapai makanan dan bisa membawa remah-remah makanan pulang ke sarang. Mereka hebat.” Darsy menceritakannya dengan bangga. “Wah hebat sekali. Kita harus memberi penghargaan pada semut-semut perenang kita,” kata ketua. Dia pun meminta semut-semut maju untuk menerima penghargaan. Sejak saat itu, ketua semua meminta rakyat semut belajar berenang agar mereka dapat melewati rintangan air dan tidak tenggelam jika menceburkan diri ke air.
Komentar
Posting Komentar